Presiden Joko Widodo, sesuai dengan pidato arahannya yang disampaikan di Sentul International Convention Center(SICC) membeberkan berbagai visi salah satunya adalah pembangunan SDM sebagai kunci Indonesia maju dimasa depan. Optimisme akan Indonesia maju dimasa akan datang sudah nampak terlihat pada presentase jumlah penduduk Indonesia terdiri dari 19% anak anak dibawah umur 10 tahun, kemudian sekitar 37 % dibawah 20 tahun dan sekitar setengah populasi Indonesia dibawah 30 tahun. Angka angka ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam hal produktivitas dan kreatiftas dan angka ini juga menunjukan jumlah penduduk Indonesia mayoritas remaja.
Remaja adalah calon generasi penerus bangsa, selain mempunyai potensi besar dalam hal produktifitas dan kreatifitas juga memiliki beragam permasalahan yang sangat kompleks dikalangan remaja itu sendiri. Permasalahan itu diantaranya pernikahan dini, seks pranikah dan napza. Permasalahan pertama, Pada tahun 2010, berdasarkan riset kesehatan dasar angka pernikahan dini dibawah 19 tahun sebesar 46,7%. Disamping itu Indonesia juga berada diperingkat ke-2 di Asia Tenggara menurut data Penelitian Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia. Dampak negatif dari pernikahan dini diantaranya, meningkatnya tindak kekerasan dalam rumah tangga, meningkatnya resiko kematian pada perempuan saat melahirkan, meningkatnya angka perceraian dikarenakan menikah dini, emosional masih belum stabil
Permasalahan kedua, banyak remaja salah dalam pergaulan, free seks salah satunya. Banyak faktor yang menyebapkan dalam hal ini, diantaranya rendahnya pengetahuan remaja tentang seks bebas dan kurangnya perhatian orang tua. Dampak dari free seks yaitu, terjadi kehamilan yang tak dinginkan, terkena penyakit kelamin seperti syphilis dan HIV/AIDS. Selain dampak fisik secara psikologi dampaknya akan selalu merasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, stress, bingung dan lain lain.
Permasalahan yang ketiga, penyalahgunaan narkotika dan obat obat terlarang dikalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku tersebut dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa dikemudain hari. Karena remaja adalah generasi yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa. Dampak dari penyalahgunaan NAPZA yaitu membahayakan diri sendri yang berpengaruh terhadap kerja otak, membunuh masa depan karena remaja yang sudah menjadi pecandu narkoba sudah tidak lagi mementingkan pendidikannya dan masih banyak dampak yang lain
Apakah bangsa ini, bisa maju jika kita para remaja yang saat ini terlena dan terbuai akan free seks, penyalahgunaan narkoba dan menikah dini? Tentu saja jawabannya tidak! Then what should we do to avoid this? The answer is very easy.
Ikut aktif dalam GenRe. Tujuan dari GenRe menfasilitasi remaja supaya kita bisa belajar memahami dan mempraktekkan perilaku hidup sehat lahir dan batin. Sehingga nantinya bisa tercipta generasi yang berkualitas. Kualitas remaja yang sudah baik dapat menopang SDM yang unggul guna menciptakan Indonesia yang maju dimasa mendatang.
It is hopped that the generation of planning will make the quality of Indonesia youth able to become adolescents capable of replacing the next generation, so that Indonesia will be more advanced and calculate in the eyes of the word. Because of generation of planning, it is not impossible that a golden generation will be born for Indonesia
I invite the youth who are here, lets together loudly say no to free seks, drugs and HIV/AIDS (Saya mengajak para remaja yang ada disini, mari dengan lantang mengatakan tidak pada seks bebas, narkoba dan HIV,AIDS) tujuannya untuk memajukan bangsa Indonesia melalui SDM yang unggul melalui GENRE yaitu generasi berencana yang sehat, cerdas dan ceria
Salam GenRe!
Remaja Genre! Sehat, cerdas, ceria
Genre Indonesia! Saatnya yang Muda yang Berencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar